Jumat, 26 Desember 2008

HIDUP TANPA LISTRIK

1000 KK Desa Berutallasa Hidup tanpa Listrik
//Permohonan ke PT PLN hanya Dijawab Janji


Peradaban yang semakin maju, tidak serta merta membuat kondisi kehidupan masyarakat ikut maju. Ini dirasakan 1000 Kepala Keluarga (KK) yang bermukim di Desa Berutallasa, tepatnya di Dusun Kampung Beru, Dusun Bungasunggu, Dusun Binarung dan Dusun Borongnga’ra, Kecamatan Biringbulu,
Kabupaten Gowa.

Laporan Rosmini Hamid

Sejak keberadaan Desa Berutallasa puluhan tahun yang lalu, seluruh masyarakat yang ada di sana belum pernah merasakan nikmatnya jaringan listrik. Apa lagi untuk listrik bersubsidi.
Berbagai upaya telah dilakukan masyarakat dan unsur pemerintah setempat untuk bisa menikmati aliran listrik. Termasuk menyurat langsung ke PT PLN. Namun hingga pekan ini belum pernah direalisasi.

Menurut Camat Biringbulu Kamsinah, sejak dua tahun menjabat, Kepala Desa Berutallasa, Hasan Rijal telah mengupayakan masuknya listrik di wilayahnya itu. Tapi PT PLN selalu menjawab dengan janji.

"PT PLN bilang, mereka akan mengusahakan, bila sudah ada kejelasan pemasangan tiang listrik," kata Kamsinah, dikonfirmasi Senin lalu.

Bosan dengan janji, Camat dan dan kades melayangkan surat permohonan bantuan mendapatkan layanan listrik ke DPRD dan Bappeda Kabupaten Gowa. Surat tersebut tertuang dalam No.81/KDB/VIII/2008.

Sebagai gambaran pada PT PLN, Hasan dalam surat permohonan bantuannya ke DPRD dan Bappeda Pemkab Gowa mengungkapkan, dusun yang belum mendapatkan aliran listrik berada pada lokasi dua kilometer dari dusun terakhir yang mendapat akhiran listrik di Desa Berutallasa.

“Dengan panjang jaringan sekira 9 kilometer yang dibutuhkan, jumlah calon pelanggan yang potensial 1000 KK. Mudah-mudahan PT PLN bisa segera memasukkan listrik dan dinikmati masyarakat di sana ,” harapnya.

Bupati Pesimis, Legislator Terus Desak PT PLN

HARAPAN untuk masuknya listrik di Desa Berutallasa, tak ubahnya nyala pelita percikan api dari sumbu yang berdiri tegak di tengah bekas kaleng cat yang berisi minyak tanah. Nyalanya tidak benderang, namun tetap bersinar menerangi gelap.

Setelah sejumlah upaya telah dilakukan masyarakat di Desa Berutallasa, harapan kini
satu-satunya ada di Pemkab Gowa dan para wakil rakyat penyambung lidah "orang kecil". Namun sayang, harapan besar itu dijawab pesimis Bupati Gowa, Ichsan Yasin Limpo.
Ichsan Yasin Limpo dengan datar mengatakan dia tak bisa berupaya apa-apa pada PT PLN untuk segera memasukkan jaringan listriknya ke Desa Berutallasa.

"Saya tidak bisa paksakan PLN untuk memasang jaringan, karena jangankan untuk instalasi baru, untuk pemenuhan kebutuhan pada instalasi yang lama saja juga PLN belum bisa," paparnya ketika dikonfirmasi hal ini Selasa 5 Agustus.

Masuk tidaknya listrik di Desa Berutallasa kata Ichsan adalah otoritas PT PLN. Kondisi itu menurutnya persoalan yang general. "Ini bukan permasalahan Desa Berutalla saja, tapi hampir dikata masalah untuk seluruh republik ini," katanya.

Secercah harap kini tertumpuk di pundak para legislator, utamanya mereka yang berhasil duduk di rumah wakil rakyat dari daerah pemilihan Kecamatan Biringbulu.
Mappaujung Maknun, dari Partai Golkar, dengan tegas menyatakan dia dan teman-temannya di DPRD Kabupaten Gowa, tetap akan berupaya semaksimal mungkin, untuk mendesak PT PLN Ranting Sungguminasa, segera memasukkan listrik di Desa Berutallasa.

"Daerah itu sangat potensi. Berada di kawasan pertambangan dan memiliki ribuan calon pelanggan baru bagi PT PLN," katanya, ditemui Selasa 5 Agustus.

Mappaujung pun berjanji akan melakukan penekanan ke PT PLN, dan memberikan pertimbangan yang lebih spesifik bagi perusahaan negara itu mengenai potensial profit bila listrik masuk di Desa Berutallasa.

Desa Berutallasa sendiri berbatasan dengan Desa Bonto Ramba Kecamatan Tamalatea, Kabupaten Jeneponto. Jarak dari Desa Bontosunggu ibukota Jeneponto 30 kilometer. Sedangkan jarak dari Sungguminasa, ibukota Gowa, 120 kilometer. Ketinggian Desa Berutallasa dari dasar laut 700 mil.

Untuk mencapai desa tersebut ditempuh jalan darat, melalui Kelurahan Palleko, lewat lokasi pabrik gula Takalar melalui Desa Batu Rappe, Batu Ma'lonro, Kecamatan Biringbulu, Kabupaten Gowa dengan jarak 120 kilometer. Jalan alternatif memotong kompas melalui jalan poros Takalar-Jeneponto dengan jarak tempuh 150 kilometer.(mimi.naval@gmail.com)

Tidak ada komentar: